Rabu, Agustus 03, 2011

Di Balik Sejarah Poligami Rasulullah

Rasulullah, manusia teladan sepanjang jaman. Segala perkataan dan perbuatannya dijadikan ikutan, karena disebut sunah. Beberapa orang berpendapat, sunah Rasulullah diantaranya adalah poligami, karena Rasulullah memiliki istri lebih dari satu. Berapa jumlah totalnya, ada berbeda-berbeda pendapat. Seorang lelaki yang ingin berpoligami, sering kali menjadikan “sunah rasul” sebagai alasan. Tanpa melihat kembali alasan Rasul berpoligami dan kondisi masyarakat pada saat itu.
Di sisi lain, orientalis Barat memutarbalikkan fakta pernikahan poligami Rasulullah. Beliau dianggap hiperseks, doyan perempuan, nabi vulgar, dan sebagainya. Masya Allah! Semua sejarah pernikahan beliau dengan istri-istrinya pun diputarbalikkan. Contohnya, pernikahan Rasulullah dengan Zainab, yang pernah menjadi istri Zaid, anak angkat Rasulullah. Rasulullah dianggap muka mesum, jidat licin, bahkan istri anak angkatnya pun dirampas. Lalu, kisah pernikahan Rasulullah dengan Mariatul Qibtiyah, budak nasrani. Rasulullah dikatakan TIDAK MENIKAHI Maria, tetapi Maria digauli hingga hamil dan punya anak bernama Ibrahim. Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah pun dituliskan tidak kalah mesum. Rasulullah disebut pedofil, suka menggagahi anak kecil, sebab Aisyah menjadi istri Rasul saat berusia 9 tahun.
Naudzubillahimindzalik. Sesungguhnya Rasulullah jauh dari semua persangkaan itu. Sebelum menjadi nabi pun, penduduk Quraisy sudah menisbatkannya sebagai pemuda yang baik, jujur, santun, tidak pernah berbuat maksiat. Padahal, saat itu, penduduk Arab sangat jahiliah, penuh maksiat, suka berbuat dosa. Para pemudanya suka mendengarkan musik, berjoget dengan penari telanjang, mabuk-mabukan, main perempuan. Rasulullah jauh dari itu semua, karena ia sudah disiapkan oleh Allah untuk menjadi nabi. Ketika diajak kawannya ke sebuah pesta, Rasulullah dibuat tertidur, tak dapat melihat dan mendengar semua kemaksiatan itu. Sedari kecil, dadanya dibelah oleh malaikat Jibril dan dicuci bersih.
Rasulullah menikah dengan Khadijah, seorang wanita yang sudah dua kali menjanda, punya beberapa anak, dan sudah berumur 40 tahun. Padahal, Rasulullah baru berusia 25 tahun. Jika ia seorang pemuda yang suka syahwat, tentu ia lebih memilih istri yang masih muda dan bergairah. Rasulullah baru menikah lagi setelah Khadijah meninggal, ketika Rasulullah berusia 53 tahun. Bayangkan, di usia 53 tahun, dengan tugas kenabian yang berat, berdakwah ke penjuru dunia, dari jazirah Arab sampai Eropa. Menjadi pemimpin Arab. Apakah mungkin Rasulullah menghabiskan waktunya hanya dengan berasyik masyuk dengan perempuan?
Istri-istrinya adalah istri pilihan Allah. Sejarah pernikahannya mengandung pelajaran fiqih untuk umat Islam. Sebelum menikahi Aisyah, Rasulullah bermimpi malaikat Jibril menampakkan wajah Aisyah dan berkata, “ini istrimu….” Rasulullah, manusia mulia sepanjang jaman, menikah dengan Aisyah saat umur istrinya baru berumur 9 tahun. Tentu pada masa sekarang, hal itu sangat tidak biasa. Menikah dengan anak kecil, belum haid, dianggap perbuatan kotor, pedofilia. Tetapi, tahukah Anda, bahwa pada jaman dulu, gadis-gadis memang dinikahkan sejak masih kecil. Itu sudah menjadi TRADISI. Itu kebiasaan yang berkembang pada jaman dulu, bukan hanya di Arab. Sekarang saja yang sudah bergeser. Malahan gadis-gadis menikah setelah melewati masa reproduksi. Tak heran jika Eropa kekurangan penduduk, karena jumlah wanita yang melahirkan anak semakin menurun. Selain para wanitanya tidak mau menikah, tidak mau punya anak, juga usia menikah yang sudah melewati usia produktif untuk melahirkan. Umur 35 tahun, baru memutuskan untuk menikah. Kalau di zaman Rasulullah, usia segitu sudah dianggap tua, sudah nenek-nenek. Jadi, AMATLAH WAJAR jika Aisyah dinikahkan pada usia 9 tahun. Tetapi, yang harus diketahui, Aisyah baru menjadi istri dalam arti sebenarnya setelah mendapatkan haid. Rasulullah menunggu sampai Aisyah mendapatkan haid.
Pada zaman Rasulullah pun, sudah menjadi hal yang wajar seorang pria memiliki istri lebih dari satu, sebagaimana wajarnya di zaman sekarang, seorang pria mempunyai istri hanya satu. Jadi, kalau ada suami yang menikah lagi, istri-istrinya menganggap itu WAJAR dan BIASA SAJA. Kalaupun ada cemburu, itu pun wajar. Siapa yang tidak cemburu? Tapi, pernikahan poligami bukan hal yang ditentang. Bukan hanya bangsa Arab saja yang begitu. Kaisar-kaisar Cina, Jepang, dan Korea pun punya istri banyak, ditambah selir-selir. Bahkan kaisar Cina selirnya ribuan. Kalau mau digilir, harus diundi dulu. Raja-raja Jawa pun memiliki istri lebih dari satu. Selain istri, Rasulullah juga memiliki budak-budak wanita, dan sebagaimana tradisi zaman dulu, budak-budak pun halal untuk digauli. Budak adalah manusia yang diperjualbelikan. Budak boleh diperlakukan apa saja oleh majikannya, termasuk digauli. Mariatul Qibtiyah, mulanya adalah budak Rasulullah. Dan sebagaimana tradisi zaman dulu, Maria boleh digauli. Setelah Maria melahirkan Ibrahim, Rasulullah menikahinya. Seiring berjalannya waktu. Islam menghapuskan perbudakan. Bahkan, poligami hanya dibatasi sampai empat. Dan Allah menekankan, boleh menikahi 1,2,3, 4 wanita, tetapi bila tidak bisa berbuat adil, cukup 1 saja. Maha besar Allah dengan segala firman-Nya.
Al Quran diturunkan melalui Rasulullah Muhammad Saw untuk memperbaiki masyarakat, memberikan tuntunan yang sesuai dengan kemanusiaan manusia. Semua perkataan dan perbuatan Rasulullah, adalah atas kehendak Allah. Termasuk ketika ia menikahi istri-istrinya. Zainab dinikahi Rasulullah atas perintah Allah, untuk mengajarkan fiqih kepada umat Islam, bahwa seorang laki-laki boleh menikahi mantan istri anak angkatnya, karena antara orang tua dan anak angkatnya tidak ada hubungan nasab/ keturunan. Rasulullah pun sebenarnya tidak mau menikahi Zainab, karena khawatir memancing omongan tidak enak dari orang-orang. Tetapi, bila Allah sudah menetapkan, maka manusia harus taat.
Subhanallah… betapa luhur akhlak Rasulullah. Sewaktu kecil, dadanya dibelah oleh malaikat Jibril, dan dibersihkan dari kotoran. Sewaktu diangkat jadi nabi, perkataan dan perbuatannya adalah manifestasi Al Quran. Sungguh, Rasulullah adalah manusia yang terbebas dari dosa, termasuk semua tuduhan-tuduhan keji para orientalis Barat yang berusaha menjatuhkan pribadi Rasulullah, adalah sangat keji dan tidak berdasar. Pernikahan Rasulullah dengan istri-istrinya adalah pernikahan yang indah, bahkan ada yang diperintahkan langsung oleh Allah melalui firman-Nya. Semua untuk memberikan pelajaran bagi umat Islam. Terbukti, sebelum turunnya wahyu, Rasulullah HANYA memiliki satu istri, Khadijah.

READMORE - Di Balik Sejarah Poligami Rasulullah

Sponsorship

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template