Rabu, Desember 22, 2010

Spirit M Nasuha

Bagi yang menonton pertandingan semifinal AFF Indonesia vs Pilipina pasti mengenal seorang pemain yang paling "mencolok" pandangan mata. Pemain satu ini memang mudah dikenali karena memakai "kostum" yang berbeda, dia memakai "sorban" (perban) yang melilit kepalanya.

Dialah Mohammad Nasuha. Bek kiri Timnas kelahiran Tangerang yang bermain heroik dengan determinasi sangat tinggi. Meski kepalanya bocor karena beradu dengan seorang pemain lawan, ia tetap ngotot bermain dengan kepala dibalut-balut perban. Walaupun berdarah-darah, dia meminta tim dokter untuk melakukan apa saja supaya dia bisa terus main.

"Nasuha mengalami luka robekan di kepala, cukup panjang. Nasuha langsung meminta agar luka ditutup. Dia bilang kalau perlu dijahit, jahit saja, Dok. Saya mau main lagi," ungkap dr. Aditya Wahyudi, salah satu tim dokter timnas.

Indonesia pun akhirnya berhasil memenangkan duel dengan Pilipina. Dan salahsatu kontributor kemenangan itu adalah pengorbanan "perban" Mohammad Nasuha.

***

Begitulah kalau orang sudah meyakini sebuah cita-cita (apapun cita-cita itu). Dia tidak rela berdiam diri. Dia akan melakukan apa saja, mengorbankan apa saja, memberikan apa saja, untuk memastikan terwujudnya cita-cita itu. Bagi dia, tidak ada rintangan yang tak dapat dilalui, tidak ada hambatan yang tak dapat diatasi. Karena dia sudah "mengalahkan" hambatan terbesarnya: diri sendiri!

Saya jadi teringat dengan kisah heroik Amru bin Jamuh. Di usianya yang sudah uzur dan kakinya yang pincang dia tetap ngotot untuk ikut berpartisipasi pada perang Uhud. Walaupun Nabi saw sudah memberi izin dispensasi, dia tidak mau pasrah mengalah begitu saja, "Ya Rasulullah, izinkan aku untuk turut serta bersamamu. Sesunguhnya saya ingin merebut surga dengan kakiku yang pincang ini!" tegas Amru bin Jamuh yang akhirnya dizinkan untuk ikut berperang dan dia berhasil menggapai cita-citanya: merebut surga sebagai syuhada!

Ikhwah fillah, itulah dua contoh sosok-sosok manusia yang sudah mengalahkan dirinya sendiri, sehingga tidak ada lagi yang bisa mengalahkannya untuk menggapai cita-cita. Percaya atau tidak, hambatan terbesar untuk mencapai puncak kesuksesan adalah diri sendiri. Senjata paling ampuh yang paling banyak kita gunakan untuk melegalisasi berbagai jenis kegagalan adalah "EXCUSE" atau "ALASAN" atau "DALIH PEMBENARAN".

"EXCUSE" membuat kita kalah dengan mudah, membuat kita merasa sah untuk menyerah, membuat kita merasa terhormat ketika terhina, membuat kita merasa wajar untuk gagal.

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Kesan Yang Membangun disini Kawan
Semoga Silaturrahim selalu terjaga selamanya,amin

Sponsorship

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template